"Tak ada yang lebih menyakitkan daripada menatap kedua mata orang yang kamu cintai, lalu menemukan bayangan orang lain terpantul disana"
Jadi orang ketiga bukan sesuatu yang membanggakan.
Namun, hati kadang-kadang terlalu naif pada godaan bernama cinta. Tanpa bisa dicegah, tahu-tahu saja kamu terjebak dalam hubungan segitiga. Kamu berusaha keluar, mencari jalan pulang. Kamu bahkan menumpuk banyak alasan untuk berhenti memikirkannya. Berhenti menginginkannya.
Sayangnya, terlambat... kamu terlanjur mencintainya
Anggi dan Angga, bertemu dalam situasi yang sempurna. Saling mengenal dan memahami, menjadi dekat. Anggi yang begitu baik dan cantik, Angga yang seksi, romantis dan pintar main gitar. Ajaib! Begitu banyak kesamaan diantara mereka hingga jelas.. Telak! mereka saling jatuh cinta!
Secara alami cinta itu datang. Membutakan. Membuat dunia seperti sebuah ruang kecil dimana hanya semi yang ada. Tak pernah dingin.Tak pernah gugur. Merubah dunia menjadi sebuah ruang dimana sakura terus bertumbuh tanpa henti dan tak kenal kering tanpa air dan bunga.
Lalu, pada sebuah makan malam romantis berdua, ketika kalimat itu pertama kali terucap dari mulut Anggi "Aku sayang kamu"
Angga hanya menjawab "Aku sudah punya pacar!"
Sakit
Tapi apa? Sudah terlanjur...
Meski lari, dan berpura-pura tidak terjadi apapun. Meski berpura seolah tak saling kenal. Meski membuang muka satu sama lain. Pada akhirnya!
"Aku cinta kamu. Aku akan memutuskan dia pada waktu yang tepat"
Setelah kalimat itu apa?
1. Tidak ada rasa senang disana kecuali bersalah
2. Janji Angga itu tidak pernah terjadi karena hubungannya dan kekasihnya begitu sempurna
3. Menjadi buta dan tetap menjadi buta
Semuanya terus berlalu ... Hingga pada akhirnya, meski dipertahankan sekeras apapun, sejak awal jawabannya telah ada bahwa sesempurna apapun cinta keduanya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar