Rabu, 28 Maret 2012

Forget about it



Pernahkah kamu berharap, saat pagi menjelang kamu akan menjadi seseorang yang benar-benar berbeda, seseorang yang baru? Harapan seperti itu mungkin sangat sederhana. Namun akan berbeda jika hal itu benar-benar terjadi. Nggak hanya kamu yang akan terheran-heran mendapatkan perubahan itu, orang lain pun bisa ikutan bingung dengan perubahan yang terjadi pada dirimu.


Menjadi ‘seseorang yang baru’ merupakan harapan yang sangat sederhana saat kita merasa jenuh dengan keadaan yang itu-itu saja. Apalagi jika mengingat segala permasalahan yang muncul dalam kehidupan kita. Rasanya, ingin sekali terkena sindrom lupa ingatan agar kita terbebas dari semua itu.

Sayangnya, mengharapkan kejadian seperti itu nggak semudah membalikan telapak tangan. Hanya sebuah keajaiban dan kesempatan yang mungkin bisa membuat kita lupa akan segala permasalahan yang menghimpit hidup kita.

Kesempatan inilah yang secara kebetulan menghampiri Jordan Landau. Sebuah kecelakaan membuat Jordan berani untuk mengubah hidupnya secara total. Orang-orang di sekitarnya pun merasa kaget dengan perubahan sikap Jordan itu.

Intinya, mereka tidak lagi bisa memanfaatkan atau menyakiti Jordan seperti dulu. Jordan yang sekarang bukan lagi Jordan yang dulu lemah dan tidak berdaya. Jordan bukan lagi seseorang yang bisa diremehkan dan dikucilkan oleh sang pacar, teman-teman, dan bahkan keluarganya sendiri.

Jika merunut ke belakang, apa yang Jordan rasakan selama ini memang menyebalkan. Hari-harinya penuh dengan ketidakberuntungan. Selain memiliki pacar yang berselingkuh, Jordan juga harus berhadapan dengan ibu dan adik yang selalu bertindak layaknya ‘iblis’ yang baik hati. Belum lagi soal atasannya yang suka sekali mencuri ide-ide brilian dari dirinya. Semua itu membuatnya muak.

Selama ini Jordan hanya diam. Jordan memang tidak bisa lari dari kenyataan, namun ia mencoba memanfaatkan kesempatan yang datang kepadanya untuk memperbaiki hidupnya yang berantakan itu.

Semua yang terjadi pada diri Jordan dalam buku Forget About It membuat kita yang membacanya merasa dekat dengan ide Jordan itu. Tidak dipungkiri, terkadang kita sering ingin melarikan diri dari permasalahan yang ada.

Kehidupan Jordan—yang menyerupai roller coaster—begitu menarik untuk disimak. Belum lagi kisah cinta dan persahabatan yang cukup manis menghiasi kisahnya. Membuat permasalahan yang terjadi terlupakan sejenak. 

Meski begitu, satu hal yang perlu digarisbawahi, seberat apa pun permasalahan yang ada akan lebih baik jika kita tidak pergi meninggalkannya. Menghadapi permasalahan secara berani akan lebih membesarkan hati ketimbang pura-pura lupa ingatan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar